25 radar bogor

Ikrar Jaga Kebinekaan

BOGOR–Upaya-upaya menjaga kebinekaan Indonesia terus bermunculan. Kali ini datang dari Institut Pertanian Bogor (IPB). Berlokasi di Auditorium Andi Hakim Nasoetion, mulai
dari rektor, wakil rektor, kalangan dosen hingga seluruh pegawai IPB menyatakan sikap akan terus-menerus memperkuat semangat Bhinneka Tunggal Ika, yang dikemas
dalam Konser Cinta Tanah Air bertajuk Mengobarkan Semangat Bhinneka TunggaL Ika, kemarin (26/5). Mereka menunjukkan bahwa persatuan dan kesatuan Indonesia berada di atas segalagalanya. Dalam kesempatan tersebut, kelompok paduan suara IPB, Agria Swara mengawali konser dengan mempersembahkan sederet lagu-lagu kebangsaan Indonesia. Sebut saja Indonesia Jaya, Tanah Air hingga lagulagu daerah. Kemudian, dilanjutkan dengan persembahan keroncongan lagu Tanah Airku dan seriosa Indonesia Pusaka. Suasana semakin meriah setelah seluruh ruangan secara serempak bersama-sama menyanyikan lagu Kebyar-Kebyar, Bendera, Kolam Susu, Rayuan Pulau Kelapa hingga Satu Nusa Satu Bangsa. Di sela-sela konser, ada pembacaan pernyataan sikap yang dibacakan dan dipimpin oleh Rektor IPB, Prof Herry Suhardiyanto. “Konser Cinta Tanah Air ini merupakan rangkaian mulanya dari pelaksanaan ikrar oleh mahasiswa pada 20 Mei lalu. Kemudian, dipikirkanlah acara apa yang tepat untuk para dosen dan tenaga kependidikan,” ujar Herry. Bangsa Indonesia, kata dia, adalah bangsa yang kaya akan budaya, suku, ras, dan agama. Hal tersebut sangat berkaitan dengan jiwa nasionalisme bangsa.

Berbagai masalah yang dihadapi oleh bangsa, mulai kemiskinan, penggangguran, terorisme, radikalisme, menimbulkan makin besarnya perbedaan yang dirasakan. “Salah satu penyebab hal ini karena rendahnya rasa nasionalisme dan kurangnya menghormati kebinekaan yang menjadi semboyan Bangsa Indonesia,” katanya. Lebih lanjut Herry mengatakan, rasa nasionalisme sangat penting bagi bangsa Indonesia untuk bisa menjadi bangsa yang maju, bangsa yang modern, bangsa yang aman, damai, adil, dan sejahtera, yang dilandasi dengan Pancasila sebagai ideologi negara. “Semangat nasionalisme tidak terlepas dari Bhinneka Tunggal Ika yang menjadi pedoman dalam hidup sehari-hari, saling menghargai antara masyarakat yang satu dengan yang lainnya tanpa memandang suku bangsa, agama, bahasa, adat istiadat, warna kulit dan lain-lain,” kata dia. Seperti diketahui, sambung Herry, Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri atas beribu-ribu pulau, di mana setiap daerah memiliki adat istiadat, bahasa, aturan, kebiasaan, dan lain-lain yang berbeda antara yang satu dengan yang lainnya. Tanpa adanya kesadaran sikap untuk menjaga Bhinneka Tunggal Ika, pastinya akan terjadi berbagai kekacauan di dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. “Oleh karena itu, saya harapkan, melalui konser ini, seluruh warga IPB dapat memahami makna dan arti dari Bhinneka Tunggal Ika. Serta meyakini bahwa keanekaragaman yang ada bukanlah merupakan perbedaan yang bertentangan, namun justru menjadi kesatuan yang akan memperkaya sifat dan makna persatuan bangsa dan negara Indonesia,” tukasnya. Herry menegaskan, IPB melarang keras kegiatan partai politik, organisasi ekstra kampus, dan gerakan radikal dalam bentuk apa pun dalam seluruh aktivitas kampus IPB sesuai dengan Peraturan Rektor Nomor 13/IT3/KM/2015 tertanggal 27 April 2015 tentang Tata Tertib Kehidupan Kampus bagi Mahasiswa IPB. “Antara lain, dilarang melakukan kegiatan politik di lingkungan kampus. Dilarang menyebarluaskan ideologi yang bertentangan dengan ideologi negara di lingkungan kampus. Juga, dilarang mengadakan kegiatan termasuk membentuk, melakukan rekrutmen, menggunakan atribut, dan propaganda ormas dalam bentuk apa pun di lingkungan kampus IPB. Jika ada yang melanggar dari kalangan mahasiswa, sanksinya mulai dari skorsing hingga dikeluarkan. Saya kira tinggal ditegakkan saja peraturannya,” tandasnya.(wil/c)