25 radar bogor

HASIL PENGORBANAN

Final Yang Dilalui Mourinho

MANCHESTER United akhirnya meraih sesuatu yang penting pada musim ini. Setelah mengorbankan banyak laga liga hingga akhirnya finis di peringkat enam, pengorbanan mereka tak sia-sia.

Setan Merah menjadi juara Liga Europa untuk pertama kalinya dalam sejarah klub, saat mengalahkan FC Ajax dengan skor meyakinkan 2-0, Kamis (25/5) dini hari. Sebuah hasil yang luar biasa dan bisa menjadi obat dari segala hal buruk tim sepanjang musim. Tak hanya meraih trofi Liga Europa pertama sepanjang sejarah dan memastikan telah mengangkat semua trofi yang pernah ada, tapi Man United dipastikan akan tampil di Liga Champions musim depan.
Hal ini turut membuat Inggris diwakili lima klub di kompetisi terakbar benua Eropa itu.
Menarik ketika tahu Man United bermain sangat presisi. Mereka tak banyak menyerang bahkan menyerahkan penguasaan bola kepada Ajax, tapi pressing ketat dan pertahanan mereka sangat baik. Dan terpenting, tiap serangan yang dilakukan sangat efektif. Gol pertama terjadi pada menit ke-18.

Tendangan kaki kiri Paul Pogba dari luar kotak penalti mengenai kaki Davinson Sanchez sehingga berubah arah dan tak bisa diantisipasi oleh Andre Onana. Ajax beberapa kali mencoba menusuk pertahanan Man United.

Tapi, seiring kesempatan yang tak kunjung datang, pola mereka menjadi hancur dan Man United pun semakin mudah memotong bola.Tak ayal, gol kedua Man United datang dari pemanfaaatan tendangan sudut. Juan Mata melakukan tendangan sudut akurat ke kepala Chris Smalling dan sang pemain menanduk bola ke arah Henrikh Mkhitaryan.

Hingga akhirnya, pemain Armenia ini dengan mudah menyeploskan bola ke gawang Onana. Man United unggul 2-0 dan berada di atas angin. Setelah keunggulan ini, Man United semakin nyaman bermain dan melawan kepanikan Ajax dengan sangat dingin. Tak ayal, tak ada perubahan hingga peluit panjang berbunyi. Manchester United berhak mengangkat trofi juara Liga Europa. Meski begitu, manajer MU, Jose Mourinho sadar bahwa musim ini penuh dengan kesulitan.

Dia mengungkapkan itu setelah laga. “Kami pantas menang. Saya sangat bahagia akan para pemain yang bisa mengangkat trofi dan sekarang waktunya berlibur. Saya tak mau melihat laga-laga persahabatan, mungkin egois, tapi saya tak bisa melakukan itu,” ujarnya. “Bagi saya cukup adalah cukup. Kami melewati beberapa bulan yang berat belakangan. Tiga trofi dalam satu musim dan Liga Champions. Saya sangat bahagia pada musim terberat sebagai manajer sepak bola,” pungkas dia. Mourinho membuktikan bahwa dia adalah manajer yang bisa memberi kesuksesan instan kepada tim. Meski trofi-trofi yang diberikan belum bisa dikatakan trofi besar.(rap/JPG)