25 radar bogor

Bantah Abdullah bin Nuh Pembawa HTI

MELURUSKAN SEJARAH: KH Mustofa Abdullah bin Nuh memberi penjelasan terkait hubungan HTI dengan ayahnya KH Raden Abdullah bin Nuh.

BOGOR – Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) resmi dilarang oleh pemerintah. Kini banyak yang mempertanyakan siapa orang pertama kali pembawa organisasi penganut paham khilafah ini masuk tanah air. Sebagian kalangan menilai KH Raden Abdullah bin Nuh sebagai pembawa ideologi tersebut itu ke nusantara.

Namun, hal itu lantang dibantah Pimpinan Yayasan Islamic Center Al Gajaly Bogor, KH Mustofa Abdullah bin Nuh. Putra Abdullah bin Nuh ini menegaskan, penyebaran paham kilafah pertama di Indonesia bukan oleh ayahandanya. Melainkan oleh Al Ustaz Abdurrahman Al Baghdadi. “Kami ingin menjelaskan bahwa Mama KH Raden Abdullah bin Nuh bukan pendiri dan penyebar HTI. Pendiri HTI itu sendiri saya tidak jelas siapa, tapi pembawanya adalah Al Ustaz Abdurrahman Al Baghdadi,” ungkapnya di selasela konferensi pers di Islamic Center Al Ghazaly.

Ulama yang kerap akrab disapa Kiai Toto itu membenarkan bahwa almarhum ayahnya sempat bertemu dengan Al Baghdadi di Sydney, Australia, sekitar tahun 80-an. Ia mengatakan, Al Baghdad justru yang mengidolakan sosok KH Raden Abdullah bin Nuh, sehingga ikut tinggal di Bogor. “Saat itu, Al Baghdadi sangat mengidolakan dan terpincut dengan sosok Mama (sebutan KH Abdullah bin Nuh). Dan ketika mama pulang ke Indonesia, Al Baghdadi ikut dan tinggal di Bogor,” ucap kiai yang baru menjabat sebagai Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Bogor itu.

Dia menjelaskan, Al Baghdadi mulai mengenal Hizbut Tahrir di Libanon ketika masih remaja. Maka, ketika mulai memasuki wilayah Indonesia, Al Baghdadi mulai menyebarkan paham yang dianutnya. Kiai Toto mengatakan, almarhum ayah nya merupakan sosok yang menghar gai dan mempelajari semua pemahaman tentang Islam.

Almarhum juga tidak bertindak diskriminatif meski berbeda pemahaman. Itu yang membuat sosok Abdullah bin Nuh dicintai umat muslim. “Oleh karena itu, wajar saja kemudian timbul statementstatement dari pihak yang merasa Mama ini sebagai bapaknya, yang sering kita dengar adalah dari saudara kita Hizbut Tahrir. Di sini saya luruskan bahwa Mama tidak ada hubungannya dengan HTI,” terangnya.

Menurutnya, jika dikatakan Abdullah bin Nuh berkaitan dengan HTI, maka hal tersebut hanyalah sebuah klaim belaka. Sama halnya seperti anggapan orang Syiah yang merasa Abdullah bin Nuh sudah masuk Syiah karena almarhum bergaul dengan mereka menggunakan bahasa ArabTiongkok. “Nah, teman-teman kita di Hizbut Tahrir juga geer (gede rasa) ketika mengatakan Mama sebagai pendiri Hizbut Tahrir. Tapi, mohon maaf kepada saudara-saudaraku dari Hizbut Tahrir, karena ini lebih dari sekadar geer dan sudah mulai memasukkan hal-hal yang perlu diluruskan,” ucapnya.

Untuk itu, Kiai Toto mengimbau kepada seluruh anggota HTI untuk kembali pada ahli sunnah wal jamaah. “Saya mengajak kepada HTI untuk kembali kepada ahli sunnah wal jamaah, apalagi umat Islam 90 persen adalah ahli sunnah wal jamaah,” tandasnya.(cr3/c)