25 radar bogor

Awas Jadi Inspirasi Teror di Indonesia

JAKARTA–Bom yang mele dak dalam acara konser mu sik itu membuat Polri lebih was pada. Pasalnya, ke rap kali aksi teror yang terjadi di luar negeri menginspirasi kelompok teror yang ada di Indonesia.

Sehingga, kelompok teror di Indonesia berupaya untuk melakukan kekejian yang serupa.

Salah satu aksi teror yang terbilang sangat mirip dalah aksi teror bom di Paris Prancis dan aksi teror Thamrin, Jakarta. Pada November 2015 terjadi aksi teror di Paris dengan enam penem- bakan massal secara acak dan tiga bom bunuh diri. Bahkan, juga terjadi penyanderaan di sejumlah titik yang berbeda.

Pada 14 Januari 2016, aksi teror Thamrin terjadi. Serta, begitu mirip dengan modus aksi teror Paris, terdapat dua ledakan bom bunuh diri di pos polisi dan Starbuck. Serta ada dua teroris yang melakukan penembakan secara acak.

Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karopenmas) Divhumas Mabes Polri Brigjen Rikwanto mengatakan, perlu untuk dicermati adanya benang merah antara aksi teror yang terjadi di luar negeri dengan kasus teror di Indonesia. ”Dilihat bagaimana keterkaitannya, ada atau tidak,” paparnya.

Yang pasti, memang ada beberapa kemiripan dalam aksi teror yang terjadi. Namun begitu, terorisme itu memiliki masalahnya masing-masing. ”Cuma di negara yang masih ada ancamannya tentu harus waspada. Harus ditangkal kalau ada rencana aksi teror, sekaligus dampaknya,” jelasnya.

Menurutnya, kejadian bom di Manchester tersebut menjadi warning untuk Indonesia. Bahkan, untuk seluruh dunia dalam mendeteksi dini aksi teror yang dilakukan sejumlah pihak dengan tujuan tertentu.

”Acara yang mengumpulkan massa semacam itu memang harus dijaga ketat, karena tindakan terorisme tidak kenal tempat, menyasar siapa pun, tidak kenal suku, bangsa dan agama,” ujarnya.

Polri selama ini memiliki standard operating procedure (SOP) untuk pengamanan konser musik baik musisi lokal atau asing. Penjagaan biasanya dilakukan dengan penambahan metal detector. Dalam setiap pintu masuk juga dilakukan pemeriksaan pada pengunjung. ”Pengamanan semacam ini sering dilakukan,” paparnya.

Namun, SOP pengamanan konser musik itu tentu terus diperbarui atau di-update oleh Polri. Sehingga, pengamanan itu terus diperbaiki. ”Semua SOP itu dievaluasi, sebab tidak ada yang sempurna. SOP itu sifatnya situa- sional,” papar mantan Kabidhumas Polda Metro Jaya tersebut.

Untuk memperbarui SOP itu, maka video ledakan bom dan pengamanan di Manchester Arena itu akan dianalisis dan dipelajari oleh Polri. Menurutnya, sebenarnya penjagaan konser musik itu sudah cukup ketat, tetapi tetap saja terdapat kejadian yang memilukan tersebut. ”Acara seketat itu masih masuk juga,” paparnya.

Menurutnya, cara menangkap yang paling ampuh adalah mengetahui aksi itu saat masih dalam tahap rencana. Belum ada aksi yang dilakukan dan persiapan sudah dilakukan. ”Tapi, deteksi yang dini semacam ini membutuhkan masyarakat,” tegasnya.

Kepedulian masyarakat terhadap lingkungannya merupakan kunci utamanya. Di mana lingkungannya harus dikenali secara detail. ”Bila ada orang baru, tetangga baru didatangi dan ditanyai. Jangan dibiarkan saja, bisa jadi bibit-bibit pelaku kejahatan ada di sana,” paparnya.

Sementara itu, Menlu Retno Marsudi mewakili Pemerintah Indonesia menyampaikan dukacita atas peristiwa tersebut. Khususnya, bagi para korban maupun keluarganya.

”Tentu saja Indonesia mengutuk serangan yang baru saja terjadi,’’ ujarnya di Istana Bogor kemarin (23/5). KBRI London menugaskan seorang konsuler untuk stay di Manchester dalam beberapa waktu ke depan untuk menggali semua informasi yang diperlukan oleh Indonesia.

Thomas Siregar, koordinator Fungsi Pensosbud KBRI London mengatakan, pihaknya masih terus berkoordinasi dengan aparat terkait, rumah-rumah sakit, dan Persatuan Pelajar Indonesia (PPI) Manchester untuk memastikan bahwa tidak ada WNI yang menjadi korban dalam kejadian tersebut. Menurutnya, hingga saat ini, pihaknya masih menunggu informasi detail dari pihak berwenang.

”Sementara ini, info yang kami dapat dari PPI Manchester, ada tiga mahasiswa kita yang menyaksikan konser tersebut. Ketiganya sudah kembali dengan selamat ke rumah masing-masing,” katanya.

Berdasarkan informasi dari Wakil Ketua Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Manchester, masing-masing seorang mahasiswa S-2 dan dua mahasiswa S-1. Ketiganya dipastikan selamat dan telah kembali ke tempat tinggal masing-masing. ’’Kita juga sudah mulai melakukan kontak dengan rumah-rumah sakit di sekitar Manchester,’’ kata Retno.

KBRI London juga telah menugaskan staf ke lokasi kejadian di kota Manchester untuk berkoordinasi dengan aparat terkait, rumah-rumah sakit serta PPI guna memastikan bahwa tidak ada WNI yang menjadi korban dalam kejadian tersebut.

Saat ini Kemenlu sudah mengeluarkan imbauan bagi WNI di London untuk lebih waspada. Imbauan itu sudah diumumkan melalui Twitter yang tautannya disematkan dalam website resmi KBRI London. ’’KBRI London memantau perkembangan investigasi polisi dan mengimbau WNI untuk menghindari daerah Manchester Arena,’’ bunyi pengumuman tersebut. Dalam imbauan itu juga dicantumkan nomor hotline yang bisa dihubungi setiap saat.(byu/and)