25 radar bogor

Penyambutan Raja Swedia

 

Raja Gustav dan Ratu Silvia tiba di gerbang Istana Bogor pukul 11.25. Keduanya sudah ditunggu rangkaian upacara kenegaraan. Selain disambut oleh pasukan tradisional, raja dan ratu juga disambut oleh puluhan ekor rusa yang berlarian bebas di halaman depan Istana Bogor. Jelang tiba di bangunan Istana, keduanya disambut oleh puluhan bocah berpakaian tradisional yang mengibarkan bendera kedua negara.

Presiden Joko Widodo dan Ibu Negara Iriana Jokowi yang kemarin pagi baru pulang dari lawatan ke Arab Saudi, menyambut Raja Gustav dan Ratu Silvia menggunakan pakaian adat Betawi. Jokowi menggunakan baju ujung serong, sementara Iriana mengenakan kebaya encim berwarna dominan merah.

Dalam kesempatan tersebut, kedua kepala negara sempat menanan pohon kayu ulin di halaman belakang Istana Bogor. Jokowi juga menunjukkan replika patung The Hand of God yang aslinya merupakan karya pematung Swedia, Carl Milles. Replika patung itu diletakkan di halaman belakang Istana Bogor.

Muhibah selama tiga hari itu merupakan kunjungan pertama Raja Swedia ke Indonesia selama 65 tahun hubungan diplomatik kedua negara berjalan. Dalam kunjungan itu, Raja Gustav membawa serta 35 pengusaha asal negaranya untuk menjajaki investasi di Indonesia.

Presiden Jokowi mengakui, hubungan dagang Indonesia dan Swedia hingga saat ini masih cenderung menguntungkan Swedia. Indonesia dalam posisi defisit. Namun, hal itu tertutupi oleh investasi Swedia yang terus meningkat setiap tahunnya. ”Angka investasi Swedia meningkat lebih dari 1.400 persen di tahun 2016, dibandingkan tahun 2015,’’ ujar Jokowi dalam sesi joint press statement. Kunjungan wisatawan asal Swedia juga meningkat 15 persen pada 2016.

Sementara itu, Raja Gustav menyatakan Indonesia dan Swedia punya peluang kerja sama yang lebih besar di bidang pendidikan dan riset. Apalagi, Swedia menilai pola pembangunan di Indonesia saat ini cukup menarik. ’’Saat ini, Indonesia mengembangkan banyak investasi di bidang infrastruktur dan energi,’’ ujarnya.

Selain itu, Raja Gustav juga mengajak Indonesia bekerja sama memanfaatkan produk hutan secara efektif tanpa perlu merusak alam. ’’Hutan Swedia luasnya kurang dari satu persen dari total hutan dunia. Tapi, kami adalah eksportir 10 persen hasil hutan dunia,’’ tambahnya.

Raja Gustaf juga sempat menghadiri seminar kehutanan di (Center for International Forestry Research) atau dikenal CIFOR. Dia juga menanam pohon di lembaga penelitian hutan tersebut.

Pantauan Radar Bogor, didampingi Ratu Silviana, keduanya menyambut salam anak­anak pramuka. Tak banyak bicara, ia langsung mengambil skop yang disodorkan. Sedikit berbeda dengan adegan menanam di dalam istana, kali ini ia juga menyiram.

Dengan gayung terbuat dari batok kelapa, ia menyiramnya sebanyak empat kali. Yang ditanam sang raja adalah pohon ulin yang merupakan industri besar di negara asalnya.

Director Equal Opportunities, Gender, Justice and Tenure Cifor, Steven Lawry menjelaskan pertemuan tersebut adalah memperingati hubungan sebagai salah satu negara pendiri Cifor. “Merayakan kerja sama ini. Indonesia dan Swedia adalah negara yang memiliki hutan penting,” ujar Steven.(byu/don/c)