25 radar bogor

Ridwan Kamil Tersandera Sebut Nasdem Punya Kejaksaan dan Media

Ridwan Kamil Tersandera Sebut Nasdem Punya Kejaksaan dan Media

 

JAKARTA–Suasana Pemilihan Gubernur Jawa Barat (Pilgub Jabar) mulai memanas. Salah seorang kandidat gubernur yakni Ridwan Kamil, melontarkan pernyataan mengejutkan soal keputusannya menerima dukungan Partai Nasional Demokrat (Nasdem). Kepada para ulama di Jawa Barat, Emil sapaan Ridwan Kamil mengaku ”ter sandera’’.

Pernyataan Wali Kota Bandung itu terekam dalam video yang viral di media sosial. Emil mengaku mau dipinang Nasdem lantaran takut dengan partai itu. Jika tidak menerima permintaan tersebut, dia khawatir akan berdampak buruk.

Dalam video berdurasi 2,5 menit itu, Kang Emil mengung kapkan bahwa Nasdem punya media dan kejaksaan. ”Kalau saya tolak, kemungkinan lebih banyak mudaratnya. Kepada saya atau pembangunan Kota Bandung. Saya menerima itu menyelamatkan Kota Bandung agar tidak terganggu,” ujarnya.

Tidak dijelaskan lebih lanjut dalam video yang konon diambil saat Kang Emil memberikan sambutan di acara Isra Mikraj di Subang, Jabar, April 2017 tersebut. Apakah dia khawatir nanti kena kriminalisasi kalau menolak Nasdem atau ada akibat lain yang dia sebut sebagai mudarat itu. ”Nasdem ini Pak, dia punya media. Dia punya kejaksaan,” ucapnya.

Video tersebut sampai sekarang masih beredar di media sosial. Di YouTube, misalnya, bisa dicari dengan kata kunci: Pengakuan Mengejutkan Ridwan Kamil. Dari salah satu akun pengunggah bernama Yogi Pratama, video itu sudah dilihat 75 ribu kali.

Dikonfirmasi pewarta, suami dari Atalia Kamil itu membantah keras telah menjelek-jelekkan Nasdem. Kang Emil mengatakan bahwa ungkapannya itu terlontar karena para kiai memintanya menjelaskan perihal peta politik di Jawa Barat. “Yang namanya niat gak baik pasti ada saja, itu sudah terlihat sejak saya baru menjadi bakal cagub Jabar. Seperti, masuknya bullyan dan jebakan- jebakan yang seolah saya tidak ingin dipinang,” kata Emil lagi.

Emil pun menegaskan bahwa dirinya memilih Nasdem karena dua hal, yaitu tidak menjadikan dirinya sebagai kader dan tidak meminta mahar. “Video di YouTube hanya setengahnya, jadi bakal banyak yang salah paham.”

Ada yang menganggap pengakuan itu bakal menurunkan citra Ridwan Kamil. Namun, itu tak dirisaukannya. Ia tak gusar dan tetap percaya diri menghadapi Pemilihan Gubernur Jawa Barat. Ridwan mengatakan, pascadeklarasi melalui Nasdem, elektabilitas dan popularitasnya makin meningkat.

“Justru menurut survei, popularitas dan elektabilitas saya mencapai 65 persen setelah 1 bulan terjadi. Sebelum deklarasi survei saya masih 22 persen. Tentu dengan bukti ilmiah ini menunjukkan naik. Membuktikan tidak sesuai dengan gosip-gosip di media sosial selama ini,” kata Emil.

Sebelum video jeritan hati itu muncul, Emil pada 2015 lalu sempat diperiksa penyidik Kejaksaan Tinggi (Kejati) Jawa Barat, dalam kasus dugaan korupsi dana bansos tahun 2012, senilai Rp1,3 miliar. Emil diperiksa sebagai saksi dugaan dana bansos yang diberikan Pemkot Bandung ke Bandung Creative City Forum (BCCF). Saat itu, Emil menjabat sebagai Ketua BCCF.

Kasus itu mencuat ketika nama Ridwan Kamil masuk dalam bursa pencalonan Gubernur DKI Jakarta. Belakangan, Emil mundur dari bursa pencalonan. Kasus itu kini tak jelas kelanjutannya.

Di bagian lain, Ketua DPP Partai Nasdem, Irma Suryani Chaniago, tak keberatan dengan pernyataan Emil yang menyebut Nasdem ”memiliki” media dan kejaksaan. Karena menurutnya, inti dari pernyataan Emil adalah pilihan untuk menerima Nasdem yang sudi mendukung tanpa persyaratan atau tekanan.

“Dia sudah ke Demokrat, PKS, dan Gerindra, tapi belum juga mendapat dukungan dan jawaban dari partai tersebut. Itu omongan dia sendiri di situ (video yang viral, red),” ujarnya kepada Radar Bogor kemarin (17/5).

Soal media, Irma membenarkan adanya media tertentu yang mendukung calon yang diusung Nasdem. Namun, untuk Jaksa Agung HM Prasetyo yang juga politikus Partai Nasdem, Irma menegaskan bahwa saat ini Prasetyo seutuhnya merupakan pembantu presiden.
“Karena di Nasdem tidak ada istilah petugas partai. Ketika partai memberikan seseorang kepada presiden untuk membantunya sebagai menteri, maka itu sudah menjadi hak presiden untuk mengaturnya,” pungkasnya.

Kemudian, lanjut Irma, hanya Nasdem partai satu-satunya yang pada saat itu tanpa berpikir panjang mendukung Emil. “Juga tanpa mahar. Itu harus digaris-bawahi,” timpalnya. Hanya saja, Nasdem meminta Emil indepen den dan tidak masuk ke partai mana pun, termasuk Nasdem. “Hal itu supaya kerja beliau setelah menjadi gubernur tidak tersandera kepentingan-kepentingan partai politik,” tuturnya.

Meski demikian, Irma tetap menghargai jika Emil akhirnya memutuskan mundur atau melepas dukungan Nasdem. Dia menegaskan, Nasdem tak pernah memaksakan untuk mendukung siapa pun. “Nasdem memberikan apresiasi dan beliau menyambut itu. Jadi, tidak ada istilah paksaan. Persoalan bagaimana ke depan, ya, kita serahkan ke beliau saja, asal jangan dipolitisasi,” tegasnya.

Di sisi lain, Irma membantah isu yang beredar soal turunnya popularitas Emil lantaran video yang beredar tersebut. Pun jika elektabilitas Emil turun, itu lantaran ketidakkonsistenan Emil akan kinerjanya. “Karena perlu diketahui pada tahun 2017 Nasdem mendapati posisi nomor dua setelah PDIP se- Indonesia. Waktu deklarasi kita sama-sama melihat bahwa beliau mengatakan Nasdem adalah satu-satunya partai politik yang mendukungnya tanpa mahar,” tukasnya.

Apakah Nasdem akan memanggil Ridwan Kamil terkait pernyataannya itu? Irma menegaskan bahwa hal tersebut merupakan kewenangan Ketua Umum Nasdem, Surya Paloh.

“Itu urusan Ketua Umum kami Pak Surya Paloh, karena menurut saya, hal-hal seperti itu belum tentu seperti itu. Jadi ya kita lihat aja lah nanti ke depannya seperti apa,” tandasnya.(bil/ nda/cr4/c/JPG)