CIANJUR–Teka-teki hilangnya Dosen Sekolah Bisnis Manajemen (SBM) Institut Teknologi Bandung (ITB), Suryo Utomo, sejak Rabu (10/5) lalu, akhirnya terkuak.
Petugas Polsek Ciranjang, Kabupaten Cianjur, menemukan jenazah berjenis kelamin laki-laki yang mirip dengan ciri-ciri Suryo di Waduk Cirata, Blok Merta, tepatnya di Kampung Jagabaya, RT 19/5, Desa Sindangsari, Kecamatan Ciranjang, Sabtu (13/5) sore.
Tim dokter dan kepolisian telah memastikan bahwa korban adalah Suryo Utomo, dosen ITB yang dilaporkan hilang, setelah mencocokkan sampel darah dan asam deoksiribonukleat (DNA) dari orang tua korban. Meskipun, pihak keluarga sudah membenarkan berdasarkan tanda-tanda fisiknya.
Tim Forensik RSUD Cianjur dr Fahmi menjelas kan, ada beberapa kendala pemeriksaan, lantaran pada jasad korban mengalami perubahan fisik. Seperti halnya warna kulit berubah, kondisi tubuh sudah membesar atau membengkak.
“Tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan di tubuh korban. Tapi, ada sejumlah luka terbuka dan memar diduga akibat benturan keras,” kata dr Fahmi didampingi Kepala Instalasi Pemulasaraan Jenazah RSUD Cianjur Dendi Rahmat.
Kepala Satuan Reserse Kriminal Kepolisian Resor Cianjur AKP Beny Cahyadi mengatakan, korban ditemukan di sungai yang berjarak dua kilometer dari tempat penemuan mobil milik korban yang terparkir. Saat ditemukan, sejumlah luka ada di tubuh korban, luka patah, dan luka bakar di bagian kaki.
“Atas izin dan permintaan keluarga, tim melakukan autopsi guna mengungkap penyebab kematian korban,” ujarnya.
Sementara itu, setelah selesai diautopsi, jenazah Suryo langsung dibawa pulang ke Bandung sekitar pukul 19.30 WIB, Minggu (14/5).
Sebelumnya, jenazah disalatkan oleh beberapa anggota keluarga dan rekan sejawat korban di dalam ruangan Instalasi Pemulasaraan Jenazah (IPJ) RSUD Sayang Cianjur.
Sebelum dipulangkan, pihak kepolisian Polres Cianjur yang diwakili Kapolsek Ciranjang, bersama pihak IPJ RSUD Sayang Cianjur dan perwakilan keluarga korban melakukan prosesi penyerahan jenazah.
Kapolsek Ciranjang, Kompol Sjafri Lubis mengatakan, proses autopsi sudah selesai dilakukan. Selain untuk mencari tahu penyebab kematiannya, dalam autopsi yang berlangsung sekitar 1,5 jam itu juga dilakukan pemeriksaan tes DNA.
“Untuk memastikan saja (DNA). Sedangkan kaitan dengan hasil autopsi penyebab kematiannya, mohon maaf, kami tidak bisa ungkap,” ujar Sjafri di hadapan wartawan.
Sjafri tidak mau menerka-nerka penyebab kematiannya, apakah Suryo merupakan korban tindak kejahatan (dibunuh) atau bunuh diri.
“Meski ada luka di bagian kepala, tapi tidak bisa dipastikan itu akibat penganiayaan. Pokoknya, mohon maaf, tidak bisa kami ungkap di sini,” pungkasnya.(mat)