25 radar bogor

Heboh Musala di Dalam Toilet

BOGOR–Keberadaan fasilitas tempat ibadah seperti musala di tempat keramaian atau pusat perbelanjaan jamak adanya. Namun, apa jadinya jika musala yang digunakan sebagai tempat ibadah justru berada di dalam toilet. Kondisi itu akan kita temui di Taman Topi, Jalan Kapten Muslihat, Bogor. Pantauan wartawan koran ini, ada tiga lokasi musala dan toilet yang berada di tiga titik berbeda di kawasan Taman Topi. Yakni, dua musala dan toilet terletak di kawasan luar wahana permainan, sedangkan satunya lagi terletak di dalam area wahana Taman Topi.

Nah, lokasi musala di dalam toilet itu berada di luar wahana dan diperuntukkan untuk toilet umum. Jika masuk ke sana, kita akan menemui ruang musala yang luasnya tak beda jauh dengan toilet yang berada di depannya. Saking dekatnya, apa yang dilakukan oleh orang di toilet akan terdengar di musala. Kondisi itu membuat seorang warganet, Lili Sundaningsih prihatin.

“Saya bingung pak. Knp tempat ibadah di dlm toilet? Apalagi liat musholah wanitanya yg pas seukuran bilik toilet sebelahnya. Hanya ada 3 sajadah. Sempet saya ga mao sholat tp balik lg krn saya ngerasa ga enak aja blm menjalankan kewajiban dzuhur saya,” tulisnya dengan menandai akun Facebook Walikota Bogor, Bima Arya.

Melalui tulisan yang di-posting 30 April lalu itu, dia berharap agar Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor memberikan perhatian lebih untuk memberikan solusi. Sebab, dengan kondisi yang sekarang, masyarakat tidak akan nyaman beribadah di tempat tersebut. “Dan benar saja..saya sholat dengan aroma toilet yg bau pesing,bau carbol dan disaat rakaat ke 3 saya ada ibu ibu teriak anaknya mo berak. Sedih saya pak tempat ibadah memprihatinkan begini,” sambungnya.

Posting-an tersebut pun menuai beragam komentar. Salah satunya pemilik akun Ai Rie. Dirinya setuju supaya Pemkot Bogor segera memperhatikan kondisi tersebut. Sebab, menurutnya, tempat ibadah sudah seharusnya ada di tempat yang bersih. “Tolong pa wali kota. hrs memperhatikan tmpt ibadah, jgn hanya kota2 aja di perhatikan. tp tmpt ibadah yg hrsnya bersih dr najis tp malah ditmpt kotos. tolong dibuat lg,” tulis Ai Rie.

Dikonfirmasi terpisah, Humas Taman Topi, Basiran mengatakan, sebelum membangun musala dan toilet, pihaknya sudah melakukan konsultasi dengan tokoh-tokoh agama sekitar. Dia pun sempat heran, bangunan yang sudah berdiri sejak tahun 70-an ini baru dikomplain sekarang melalui media sosial (medsos). “Ini bukan baru, sudah lama. Kalau ada usulan atau komplain, lebih baik langsung ke pihak kami, pengelola,” jelasnya kepada Radar Bogor kemarin (14/5).

Padahal, menurut dia, tempat tersebut (musala dalam toilet) sudah cukup layak untuk digunakan sebagai tempat beribadah. Hal itu ditandai dengan banyaknya masyarakat yang lebih memilih beribadah di tempat tersebut daripada di musala umum. Basiran bahkan menantang untuk mengeceknya setiap hari bahwa tempat tersebut selalu dirawat.

“Di sini lihat sendiri, orang rata-rata lari ke sini karena tempatnya bersih dan enak. Tapi, tidak menutup kemungkinan memang ada orang yang mengatakan kurang. Kami bukan ngada-ngada, mungkin kalau saya yang bilang akan dikatakan mengada-ngada. Silakan dicek setiap hari,” ucapnya.

Meski begitu, pihaknya siap mengubah bangunan yang dianggap tidak lazim tersebut. Serta sebagai evaluasi untuk membuat para pengunjung nyaman. “Kalau memang itu tidak bagus dan tidak layak, kan kita masih bisa mengubah seperti yang diinginkan masyarakat maupun pemerintah daerah,” tandasnya.(cr3/c)