25 radar bogor

Pernikahan Super Mahal di Sulsel

PERNIKAHAN Bugis-Makassar terkenal dengan uang pa naik (seserahan) yang mahal. Di Kabu- pa ten Jeneponto, Sulsel, pernikahan dua anak pengusaha setempat menjadi viral ka rena seserahan yang men capai Rp2 miliar.

Tradisi uang panaik di Makassar kerap menjadi buah bibir di masyarakat. Apalagi jika panaik tersebut tidak lazim. Seperti yang mewarnai pernikahan Kurnia Amalia Hambali dengan Anjas Malik di Jeneponto. Pernikahan ini disebut-sebut mengalahkan rekor pernikahan Wakil Bupati Soppeng yang uang panaiknya Rp1 miliar.

Untuk Kurnia yang akrab disapa Ino ini, Anjas memberikan uang tunai Rp1,2 miliar yang disusun ke dalam koper berwarna hitam, emas bertakhtakan berlian senilai Rp200 juta, beras tiga ton, sawah satu hektare, mobil Toyota Vellfire, dan satu unit rumah di Makassar. “Mobil dan rumah tidak disebutkan dalam akad nikah tetapi pada saat lamaran mobil dan rumah ada,” kata salah satu kerabat Ino. Dalam kesehariannya, Ino adalah lulusan kedokteran Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar yang saat ini tengah menjalankan koas. Ia adalah putri pertama dari H Hambali, pengusaha dengan sosok sederhana di Jeneponto. Hambali, sering disebut-sebut sebagai pengusaha terkaya yang memegang perekonomian di Jeneponto. Ia pemilik Toko Bangunan Ujung Loe. Anjas sendiri tak kalah tajirnya dari mempelai wanita. Alumni Fakultas Hukum Universitas Muslim Indonesia (UMI) Makassar ini, merupakan putra sulung dari Malik, pemilik PT Anjas yang bergerak dalam jual beli hasil bumi.

Sejak malam sebelum pernikahan (malam mapacci) Hambali sudah menggelar pertandingan domino. Pertandingan menggunakan kartu remi yang memang hampir selalu ada di pernikahan-pernikahan di Sulsel. Pada pertandingan ini, hadiah utamanya adalah KLX Kawasaki. Untuk dekorasi pernikahan yang digelar di rumah mempelai wanita menggunakan jasa salah satu salon ternama di Makassar, Mahkota Salon. Sedang untuk undangan, dihadiri sejumlah pejabat penting, termasuk Wakil Bupati Majene.

Pernikahan dengan mahar sebanyak itu juga dibenarkan oleh keluarga dari mempelai pria, Imam Taufiq. Ketua PPP Jeneponto ini mengaku masih memiliki hubungan keluarga dengan Anjas Malik. Kata dia, tidak ada yang keliru dari pernikahan itu, semuanya baik- baik saja. “Iya, memang benar mahar seperti itu. Saya kira tidak ada masalah mengenai hal itu,” kata Imam kepada FAJAR (Grup Radar Bogor), malam kemarin.

Hal itu juga dibenarkan oleh Karaeng Bali, Kepala Desa Arungkeke yang tidak jauh dari lokasi. Menurut dia, jumlah mahar itu benar adanya. Ia bahkan hadir di pesta yang berlangsung dengan sangat meriah itu. “Yang laki-laki itu teman baik dengan anakku. Saya hadir ke pestanya bahkan berlangsung dengan sangat meriah,” terangnya. (*)