25 radar bogor

Atasi Krisis Air dengan Inovasi Teknologi

ATASI KRISIS AIR: LIPI menggelar seminar Kebun Raya dan Pengelolaan Sumber Daya Air, kemarin (9/5).

BOGOR–Konsep pembangunan berkelanjutan (sustainable development) lahir karena eksploitasi sumber daya alam (SDA) yang tidak terkendali. Konsep ini terdiri atas tiga pilar utama yakni sosial, ekonomi, dan lingkungan. Ketiga pilar tersebut harus berjalan secara harmonis.

Hal tersebut diungkapkan Kepala Lembaga Ilmu Pengeta- huan Indonesia (LIPI), Iskandar Zulkarnain, saat membuka Seminar Kebun Raya dan Sumber Daya Air di gedung Konservasi Kebun Raya Bogor (KRB) Jalan Djuanda, kemarin (9/5).

Menurut Iskandar, pembangu- nan sosial tidak boleh mengorban- kan pembangunan ekonomi dan lingkungan. Termasuk pemba- ngunan ekonomi, diharapkan tidak mengorbankan aspek-aspek sosial dan juga tidak menimbulkan gradasi lingkungan (enviromental gradient).

Ketika konsep kebun raya diperkenalkan, kata Iskandar, LIPI mencoba melihat bagai- mana mengharmonisasikan sebuah konsep konservasi dengan pemberdayaan ekonomi. “Konservasi adalah sebuah cara untuk menuju masa depan bagi bangsa ini,” katanya.

Dia menerangkan, manfaat kebun raya khususnya bagi pemerintah daerah adalah terbukanya ruang untuk memberdayakan perekonomian masyarakat dan keberadaan kebun raya di daerah-daerah menunjukkan adanya indikasi peningkatan pendapatan asli daerah (PAD) bagi daerah tersebut. “Tapi, manfaat ekologis tidak terlalu banyak dipublikas- ikan dan dikaji. Ini menjadi sebuah tantangan bagi kebun raya untuk bisa menggali dan menyuarakan lebih keras bagai- mana pentingnya peran dari kebun raya selain sebagai tempat rekreasi, edukasi, dan juga sebagai tempat yang mendorong manfaat perekonomian yang lebih,” paparnya.

Selain kebun raya, lanjutnya, solusi mengatasi kelangkaan air juga harus dibarengi dengan pengelolaan SDA yang terinte- grasi. LIPI dalam beberapa tahun terakhir telah berhasil mengaplikasikan suatu konsep ketahanan air pada suatu wilayah atau pulau kecil yang minim akses terhadap ketersediaan air bersih dengan berbagai inovasi teknologi LIPI. “Konsep ini disebut dengan One Island, One Plan, One Water,” tuturnya.

Iskandar menerangkan secara singkat, konsep One Island, One Plan, One Water menawarkan suatu pengelolaan air pada suatu wilayah atau pulau dengan sistem terintegrasi dari hulu (sumber air) hingga ke hilir (pemanfaatan air). Dalam hal ini, pengelolaan air pada suatu wilayah atau pulau harus terintegrasi dalam sebuah sistem. Di mana sistem terinte- grasi pengelolaan sumber daya air suatu daerah akan menjadi fondasi pembangunan perekonomian daerah.

“Ketahanan air suatu daerah merupakan fondasi dari ketahanan pangan dan energi suatu wilayah yang berujung pada kesejahteraan perekonomian masyarakat di daerah tersebut,” tandasnya.(wil/c)