25 radar bogor

Pelapor Gagal Umrah Bertambah

 

BOGOR-Jalur hukum sepertinya menjadi jalan terakhir para calon jamaah umrah yang gagal diberangkatkan biro perjalanan umrah, PT Utsmaniyah Hannien Tour. Kemarin (8/5) dua jamaah atas nama Arry Bellana dan Hurriyaturohman mendatangi Mapolres Bogor untuk melaporkan Hannien Tour atas dugaan penipuan.

“Alhamdulillah sudah kami laporkan. Tercatat dalam laporan polisi nomor STBL/ B/569/V/JBR/Res BGR, tentang dugaan tindak pidana penipuan atau perlindungan konsumen,” ujar kuasa hukum korban dari LBH UIKA, Maman Sukrilah, kepada Radar Bogor.

Maman mengatakan, dua kliennya itu merasa ditipu oleh jasa biro perjalanan umrah Hannien Tour lantaran tidak kunjung diberangkatkan ke tanah suci. Padahal, kliennya sudah melunasi uang pembayaran dengan total sekitar Rp35 juta sejak tahun lalu, tepatnya Maret 2016. “Seharusnya sudah diberangkatkan. Klien saya dijanjikan berangkat tanggal 24 Maret 2017, kami juga bawa bukti perjanjian yang dibuat oleh pihak Hannien Tour,” kata dia.

Maman juga membawa sejumlah bukti seperti kuitansi pembayaran hingga surat perjanjian yang menurutnya dilanggar oleh pihak Hannien Tour. Ia menilai jasa travel tersebut tidak memiliki iktikad baik lantaran janji­janjinya tidak ada yang dipenuhi.

Maman berharap, setelah pela­ poran dibuat, polisi segera meng­ ambil langkah hukum dalam kasus ini. “Untuk proses selan­ jutnya kita serahkan ke Polres Bogor, biar proses hukum ber­ jalan. Intinya, kami ingin minta pertanggungjawaban dari pihak travel Hannien, kami tinggal tunggu tindakan dari kepolisian setelah ada pelaporan ini,” tukasnya.

Kasubag Humas Polres Bogor, AKP Ita Puspitalena membenarkan adanya tambahan laporan dari korban Hannien Tour. “Benar ada laporan, saya sarankan memang untuk para korban melaporkan kasus ini,” tukasnya.

Terpisah, Ketua Himpunan Penyelenggara Haji dan Umrah (Himpuh) Baluki Ahmad menyebut, lemahnya pengawasan pemerintah memunculkan permainan­pemainan di bisnis biro perjalanan umrah. Di sisi lain, masyarakat pun tak pernah jengah mencari biro perjalanan murah, sehingga kasus serupa terus saja terjadi.

“Kejadian biasa. Bosan nggak berita ini? Bosan! Kenapa? Karena masyarakatnya juga mencari harga yang paling murah meski tidak jelas siapa penyeleng­ garanya,” cetusnya.

Lembaganya mencatat, sudah lebih dari 1.500 kasus serupa terjadi. Baluki menyayangkan ketidaksigapan pemerintah mencegah hal ini terus terjadi. Semisal dengan memperketat pengawasan.

“Dia biarkan kelompok yang mengkhawatirkan. Saya sudah menyampaikan melalui Himpuh tentang ini lima tahun lalu. Ini sudah dihimpun oleh kelompok abal­abal sudah lama,” bebernya.

Di bagian lain, Ketua Bidang Pengaduan pada Yayasan Lem­ baga Konsumen Indonesia, Su­ larsih mengatakan, fenomena penumpukan jamaah bukan hanya terjadi di Hannien Tour.
Travel lain, kata dia, berpotensi melakukan hal yang serupa. Sederet kasus tersebut perlu mendapat tindakan tegas. “Ini tidak dapat dibenarkan, karena promo tidak sesuai dengan apa dijanjikan karena patut ada dugaan wanprestasi,” tukasnya kepada Radar Bogor.(ded/don/c)