25 radar bogor

Juga Dipengaruhi Faktor Psikologis

SELAIN karena faktor metabolisme dalam tubuh, kondisi mental bisa membuat seseorang lebih gampang lapar. Umumnya, hal itu terjadi saat sedang stres. ’’Kalau stres, ada dua jenis respons. Ada yang tidak bernafsu makan, tapi ada juga yang nafsu makannya langsung tinggi,’’ ujar dr Aimee Nugroho, psikiater National Hospital Surabaya.

Tubuh yang merespons tekanan dengan meningkatkan nafsu makan tentu akan mudah lapar jika stres. Terlebih jika kondisi stres sudah masuk tahap kronis alias berlangsung lama. Saat stres kronis, tubuh akan memproduksi hormon kortisol. Hormon itu, kata Aimee, memicu timbulnya rasa lapar dan craving alias ketagihan.

’’Nah, jenis makanan yang dicari adalah yang mengandung gula dan karbohidrat atau yang memiliki rasa manis dan berlemak,’’ kata Aimee. Kondisi kejiwaan yang sedang stres juga membuat mekanisme lapar-kenyang terganggu. Saat kita makan saat stres, tubuh sulit mengirimkan sinyal ke otak. Itu disebut dengan gangguan feedback mechanism.

’’Tubuh kita jadi sulit membedakan lapar dan kenyang sehingga makan tidak terkontrol,’’ jelas Aimee. Lebih lanjut, makan yang tidak terkontrol itu akan menjadi kebiasaan. Yakni, binge eating atau emotional eating. Kita makan bukan untuk memenuhi kebutuhan gizi, melainkan meredakan rasa lapar yang muncul akibat stres.

’’Binge eating itu juga bisa terjadi karena seseorang terobsesi dengan makanan. Memang terdengar unik, tapi itu nyata,’’ lanjut alumnus FK Universitas Airlangga Surabaya tersebut. Banyak pikiran atau terlalu sering berpikir keras juga lebih cepat mendatangkan rasa lapar. Saat berpikir, tubuh juga membutuhkan energi yang berasal dari gula dan karbohidrat.(len/c7/na)