25 radar bogor

ATASI KECANDUAN ANAK PADA GAWAI

POTRET yang kerap terlihat pada masyarakat sekarang, orang tua (ortu) merasa bangga apabila si kecil sudah jago mengutak-atik gawai. Yang juga sering terjadi, ortu memfungsikan gawai sebagai jalan termudah untuk membangun relasi dengan anak. Saat si kecil rewel, ortu mengalihkannya dengan gawai. Anak tidak mau makan akhirnya dikasih gawai. ”Ketika attachment-nya terlalu lekat, anak jadi ketergantungan. Hal itu akan mengganggu fungsi hidup,” papar Chitra Annisya MPsi, psikolog TigaGenerasi.

Kondisi tersebut memicu problem berikutnya. Anak bisa tantrum gara-gara keinginannya tidak dipenuhi untuk menggunakan gawai. Chitra pun menguraikan pentingnya pembatasan dan pengawasan. Sebelum memberikan gawai kepada anak, sampaikan dulu aturannya. Misalnya, boleh bermain gawai selama 10 menit. Setelah itu, gawai diambil lagi oleh ortu.

Kondisi tersebut memicu problem berikutnya. Anak bisa tantrum gara-gara keinginannya tidak dipenuhi untuk menggunakan gawai. Chitra pun menguraikan pentingnya pembatasan dan pengawasan. Sebelum memberikan gawai kepada anak, sampaikan dulu aturannya. Misalnya, boleh bermain gawai selama 10 menit. Setelah itu, gawai diambil lagi oleh ortu.

Yang termasuk gawai adalah semua yang memiliki layar. Bukan hanya smartphone, tapi juga iPad, laptop, dan televisi. Chitra mengingatkan batasan dari segi usia. Untuk anak usia 0–2 tahun, gawai sama sekali tidak disarankan. Usia 2–5 tahun, maksimal satu jam per hari. Ketika melihat ortu sibuk dengan gawai, anak cenderung juga ingin menggunakan gawai. ”Karena itu, simpan gawai saat bersama anak. Pusatkan perhatian hanya kepadanya,” pesan Chitra

Jika anak telanjur kecanduan gawai dan tidak mau mengerjakan aktivitas selain dengan gawai, solusinya harus diet gawai. ”Turunkan dosis penggunaan gawai secara bertahap,” tutur Chitra. Misalnya, yang tadinya bisa sampai enam jam sehari turunkan jadi empat jam, lalu dua jam, hingga mencapai level anak bisa mengendalikan keinginannya.

Ketika ortu belum bisa mengontrol penggunaan gawai pada anak, jangan berikan gawai kepada mereka. Komitmen diet gawai itu tak hanya berlaku untuk anak, tetapi seluruh anggota keluarga.

Misalnya, saat ortu harus menggunakan gawai untuk keperluan kerja, jangan di depan anak. Untuk mengganti waktu yang sebelumnya dihabiskan anak bersama gawai, lakukan aktivitas sekeluarga. Misalnya, makan siang di teras rumah ala piknik atau mengajak anak membantu mencuci mobil.

Tak bisa dimungkiri, gawai tentu punya sisi positif. Antara lain, melatih daya visual anak, menstimulus rasa ingin tahunya, dan menjadi media belajar. Namun, yang perlu diingat, gawai hanyalah sarana. Yang utama adalah fungsi ortu dalam mendidik anak.(nor/c7/ayi)